Libur

Tipes, Surakarta, Jawa Tengah (dokumen pribadi)


"Kenapa sih kita harus libur?"

"Memang kamu ga capek kerja terus? Sekali-kali lah libur. Buat istirahat."

"Cuma kan bosan. Sebulan loh ini liburnya. Sebulan kita ga bakalan bisa kerja apa-apa."

"Sudahlah. Dinikmati saja. Dikasih libur itu dijalani. Kita kan ga bisa nolak."

"Ya cuma kan sia-sia aja waktu kita terbuang cuma buat beginian. Coba kalo boleh kerja..."

"Udahlah."

"Gabisa gitu dong, Bang. Sebulan ini semua perbuatan baik, pahalanya dilipatgandakan loh. Tau kan, Bang?"

"Tau."

"Terus kita ga boleh kerja sama sekali. 'Diikat'. Pintu neraka aja ditutup. Kalo kayak gini, terus gimana sama kerjaan kita, Bang? Nanti bisa-bisa gagal dong kita ngajakin manusia ke neraka."

"Tenang aja.. Kita libur kayak gini aja, masih banyak kok yang bikin dosa."

"Kok bisa? Siapa yang bisikin?"

"Makanya, kamu itu kerja yang efektif dong. Kita ini punya lebih banyak waktu buat kerja daripada liburan dalam setahun. Diefektifin Kerja yang bener. Bisikin manusia dengan cara yang bener biar mereka terbiasa, lalu ga lagi butuh kita buat ngajakin mereka bikin dosa. Mereka akan bikin sendiri."

"Gitu, ya?"

"Iya. Udah.. nikmati aja liburan kita. Nikmati juga bonus, liatin manusia melakukan dosa atas perintah diri mereka sendiri."

"Hmmm.. iya juga ya."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup dari Jendela Bus

Bulan Separuh

The World is On Fire, Tentang Serial Daredevil