Bisikan

photo credit: IG @meykamadina



Siapa sih yang jadi imam tadi? Bacaannya kayak gitu. Panjang pendeknya tak sesuai. Cara mengucapkannya saja banyak yang salah. Kayak gitu kok jadi imam, batinnya sambil melangkah meninggalkan masjid.

"Iya, lebih bagus bacaanmu kan, ya?"

Tentu saja. Coba dengarkan bagaimana tadi dia membaca 'gho', harusnya kan tak begitu, harusnya dari pangkal leher. Lalu, ayat yang diakhiri oleh 'qho' mati itu kan harusnya dibaca memantul, tak seperti itu bacanya.

"Wah.. kamu memang hebat. Seharusnya memang kamu yang jadi imam tadi."

Iya, harusnya aku bisa jadi imam. Tak harus dia atau yang dituakan. Dituakan tapi bacaannya seperti itu.

Lelaki itu terus melangkah semakin jauh dari masjid. Suara-suara itu terus mengikutinya, memujinya. Yang dia tak tahu, suara itu sebenarnya mengolok-oloknya. Ada senyuman bengis yang tak bisa dialihat. Karena dia hanya mendengar suara yang dibisikkan secara halus ke dalam hatinya sendiri.


Sukoharjo, 4 Juni 2019
#bisikan #30CeritaRamadan2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup dari Jendela Bus

Bulan Separuh

The World is On Fire, Tentang Serial Daredevil