Iitsar

Photo Credit: IG @harnantsya_


"Papah ini sama orang tua kok ga ada sopan-sopannya, sih?"

Aku menoleh ke arah sepasang suami istri yang baru saja kembali duduk di meja sebelahku. Dahi si Suami berkerut karena pertanyaan si istri.

"Kapan?" tanya suami.

"Tadi pas mau masuk tempat wudu. Masak ada orang tua kok ga didahuluin. Bapak-bapak yang di belakang papah tadi kan lebih tua. Harusnya papah ngalah sedikit, lah. Dahuluin gitu."

"Yang penting kan aku ga ngerebut barisan orang. Tadi aku wudu sesuai urutan, ga nyalahin aturan, ga merugikan bapaknya juga."

"Ya tetep aja ga sopan. Pas mau salat juga. Tadi kulihat ada sisa satu tempat di shaf depan, papah langsung aja tempatin, ga ngasih kesempatan yang lain."

"Ya kan shaf paling depan itu yang paling utama, didoain sama malaikat."

"Iya, tahu. Cuma kan masak ga ada gitu sopan santun buat dahuluin yang tua. Mendahulukan orang lain itu baik loh, Pah. Alloh suka sama makhluknya yang suka mendahulukan orang lain."

"Iitsar, namanya."

"Hmm?"

"Iitsar, mendahulukan orang lain. Untuk urusan dunia lainnya, benar, memang Alloh suka sekali pada umatnya yang seperti itu. Tapi, makruh untuk urusan ibadah. Ga ada kewajibannya. Selama tidak ada yang terzalimi, tidak ada kecurangan, tak apa."

"Ah, bilang aja papah ga mau ngalah."

Suaminya hanya tersenyum. Dia diam saja, tak lagi menjawab istrinya, lebih memilih untuk menghabiskan makanan berbuka puasanya. Mungkin dia sadar, tak akan ada manfaatnya meneruskan perdebatan.



Sukoharjo, 9 Juni 2019
#Iitsar #30CeritaRamadan2019 #UtangCerita .
photo credit: IG @harnantsya_

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup dari Jendela Bus

Bulan Separuh

The World is On Fire, Tentang Serial Daredevil