Dewasa



Kata bapakku, sebelum dewasa, tak boleh aku kawin dulu.

Katanya, kawin tak semudah itu,
               tak cuma urusan cinta, senang-senang, dan bahagia,
               atau romantisme yang tak ada henti-hentinya,
               atau adalah akhir bahagia sebuah cerita.

Bukan.

Lalu kubilang kalau aku sudah dewasa,
               masuk sudah umurku ke kelompok dewasa tua malah.

Tapi, bapak tak mau kalah.

"Dewasa itu bukan cuma masalah umur badanmu," katanya.

Kukatakan padanya kalau aku tahu.

Dewasa memang bukan masalah umur,
              tapi masalah pola pikirku,
              tanggung jawabku,
              sikapku,
              dan bagaimana aku harus berperilaku.

Tahu.

"Ada lagi," kata bapakku.
"Dewasa itu sewaktu tak lagi merasa perlu untuk langsung melakukan pembelaan diri
               lalu merasa lebih baik ketika dinasihati.

Ah.
Tentu saja langsung kujawab kalau aku juga sudah seperti itu.
Tahu aku kalau dewasa juga harus seperti itu,
dengan jawaban yang menggebu, tentu.

Bapak tak lagi mengatakan apa-apa.
Hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala.

Bapak tak lagi mengatakan apa-apa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup dari Jendela Bus

Bulan Separuh

The World is On Fire, Tentang Serial Daredevil