Sudah, Tak Apa



"Belum juga datang suamimu, Dik?"

Aku menoleh pada perempuan yang menunggu itu. Pertanyaan tetangga kami itu hanya dijawab dengan gelengan kepala.

"Kenapa tak juga datang? Sudah boleh itu dia kemari. Tak ada lagi karantina-karantina. Tetangga kita saja si itu sudah bolak-balik ke luar kota. Tak apa-apa."

Kali ini kepalanya terangguk dan paatinya senyuman terulas tipis di bibirnya yabg tertutup masker. Aku bisa melihat senyuman itu di matanya. Masih tak mengatakan apa-apa.

"Sudah, tak apa. Bilang saja pada suamimu. Suruh datang kemari. Atau jangan-jangan sudah ada yang lain dia di sana? Hahahaha.."

Perempuan itu menoleh padaku. Aku hanya menganggukkan kepala dan tersenyum. Tak berusaha membantu apa-apa. Toh orang-orang itu kan hanya ingin memberikan nasihat, tak peduli benar atau salah, bermanfaat atau tidak, sesuai dengan masalah mereka yang dinasihati atau tidak.

Aku dan perempuan itu sudah sama-sama tahu. Jadi kubiarkan dia bergegas pergi setelah berpamitan masuk ke dalam rumah.

"Eh, itu tetangga yang sana itu memang kebangetan deh. Tiap minggu bolak balik ke luar kota. Gimana corona mau selesai coba kalau kaya gitu," kata tetangga kami tadi begitu perempuan itu tak terlihat lagi.

#CatatanJuli20:05

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup dari Jendela Bus

Bulan Separuh

The World is On Fire, Tentang Serial Daredevil